from google |
Di saat lafaz
sakinah bermula
kala sunyi
memecah sepi
hening pagi
bersama mimpi
tiada untaian
kata untuk dirasa
tiada suara
untuk di hiba
yang tinggal
hanya sebak ayah, tangis bonda
juntaian air mata iringi lafaz bernada
gema akad menggegar kota.
Adalah aku,
wali puteriku
amanah kini ku
letak dibahumu
nafkahilah anakku
curahkan kasih
dan cintamu
lebih dari apa
yang dipinta dariku
jika dulu sedunya,
sandar dibahuku
kini tangisnya
ku serah kepadamu
jika dulu
senyumnya, tersipu malu
kini tawanya,
kuberikan padamu.
jadikanlah dia
bidadari
isi syurga
taman abadi
taat itu bukan
hanya nama
indah ia pada
maksudnya
mengerti akan
maharnya.
Aku lah
puterimu,
bagaimana harus
ku mula
bicara indah
buat bonda tercinta
bagaimana harus
ku terjemah
selembut wajah,
seindah kasihmu
seumpama mimpi
dibayangi mimpi
umpama mimpi di
pagi hari.
budi jasamu
tidak terbilang
seluas langit
terbentang
bumi yang
disirami hujan.
ke mana hendak
ku layarkan tangisan
tika ibu dan
ayah telah ku lepaskan.
Kujalin manik-manik
bertaburan,
terketar jarum
tercucuk tangan
tersimpul tali suratan
kupintal jua
tasbih cinta
mekar ia pada
jambangan
mencengkam pada
lurah kenangan
tasbih cinta
terukir seindah acuan
jodoh pertemuan
milik tuhan.
No comments:
Post a Comment